Opini
Sebelum mengawali artikel ini saya ingin mengucapkan
banyak terimakasih kepada Ibu Ira yang telah memberikan tugas Softskill yang
menurut saya sangat kreatif. Karena saya suka sekali menulis, jadi tugas ini
merupakan tugas yang mengasyikan (walaupun pada awalnya saya berfikir “Duh kok
softskill sekarang jadi lebih ribet dari 2 semester sebelumnya ya. Dan mungkin
akan jadi PR bgt nih harus menulis artikel sampai 15 blm lagi makalahnya” tapi
setelah ibu bilang artikel bebas tentang apapun saya jadi kembali bersemangat).
Ya walaupun tutur bahasa dan gaya penulisan saya masih belum begitu sempurna
dan mungkin akan terkesan begitu kaku semoga bermanfaat.
Pada artikel ini saya membuat opini tentang Ibu Ira
terkait dengan apa yang Ibu sampaikan tadi. Semua penyampaian Ibu dalam
menyampaikan apa dan maksud dari softskill yang selama 2semester ini saya
pelajari tadi sangat menjelaskan betapa softskill adalah bagian yang tidak
kalah penting dengan hardskill. Saya menyukai bagaimana Ibu menjelaskan. Semua
terlihat nyaris sempurna, penampilan, tutur bahasa, ketegasan Ibu dalam menjelaskan,
dan juga cara pandang Ibu terhadap Dunia. Jarang saya temukan ada seorang Ibu,
seorang Istri, seorang Dosen, bahkan juga seorang Mahasiswa yang dapat
menyeimbangkan semua pekerjaannya dalam satu harmoni yang berjalan seimbang
seperti Ibu. Mungkin memang banyak Ibu-Ibu lainnya yang juga memiliki kesibukan
yang sama dengan Ibu tapi saya tidak begitu yakin apakah mereka bisa
menyeimbangkan semua pekerjaannya seperti yang Ibu lakukan saat ini setiap
harinya. Mungkin artikel ini terkesan terlalu menyanjung, namun saya yakin
banyak mahasiswa yang juga sependapat dengan saya mengenai Ibu. Pada penjelasan
Ibu tadi saya paling menyukai ketika Ibu meluruskan pemikiran seorang Ibu yang
baru membuka usaha rajutnya dan Ibu itu meminta bayaran kepada Ibu-Ibu lain
yang dia ajarkan merajut, ketika Ibu meluruskan bahwa Ide dan kreatifitas tidak
akan pernah habis, saya sangat setuju. Otak manusia memiliki jutaan Ide yang
tidak akan pernah ada habisnya. Satu otak manusia dengan otak manusia lainnya
pastilah berbeda. Maka tidak seharusnya Ibu tersebut merasa Ide atau
kreatifitasnya akan dicuri atau merasa dirugikan hanya dengan mengajarkan seni
merajut tersebut. Saya pribadi percaya bahwa semakin ilmu yang kita miliki kita
bagikan keorang lain maka ilmu kita pun akan semakin bertambah. Saya juga
meyukai bagaimana Ibu mencoba bernegosiasi dengan Pengrajin saat Ibu ingin
melakukan Penelitian. Pada saat Ibu bernegosiasi Ibu dapat mengerti kekhawatiran
Pengrajin tersebut hingga akhirnya Ibu diizinkan untuk melihat langsung
pembuatan pola-polanya. Saya pun berfikir demikian, untuk dapat dimengerti
orang lain kita tidak dapat memaksakannya. Kita perlu lebih dulu mengerti orang
tersebut, barulah secara perlahan mengajaknya untuk juga lebih mengerti kita.
Mungkin hari ini adalah hari pertama saya bertemu dengan
Ibu, masih banyak lagi pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mungkin Ibu akan membuat
saya menjadi lebih terkagum lagi dengan Ibu.
0 comments:
Posting Komentar