Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang
tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga
memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting,
baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada
beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar
mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh
pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif,
melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi
gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan
pendengar atau pembaca.
Diksi, dalam arti pertama, merujuk
pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua,
arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas
sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan
ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi,
daripada pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamuslinguistic, menyatakan
bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek
tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam
KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras
dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian
teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.
Persyaratan Diksi.
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih
kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata
yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan.
Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya
tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi
persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan a)
kaidah kelompok kata/ frase, b) kaidah makna kata, c) kaidah lingkungan sosial,
d) kaidah karang –mengarang.
- Pilihan kata sesuai dengan
kaidah kelompok kata /frase
Pilihan
kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan
kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
1) Tepat
Contohnya
: Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim,
tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan
mata.
2) Seksama
Contohnya
: Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk
kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari
besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari
akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa
agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa
raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut
tidak seksama.
3) Lazim
Lazim
adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim
dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan
pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim.
Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai
sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak
dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini
mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari
sudut makna dan pemakain-nya.
B.
Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
I.
JENIS MAKNA
- Berdasarkan
bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
- Makna
Leksikal adalah makna kamus atau
makna yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar.
Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku
- Makna
Gramatikal adalah makna yang
dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi(pengulangan), dan komposisi(pemajemukan).
Contoh :
- Proses
afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor
·
Adik mengotori lantai
itu.
- Proses
reduplikasi pada kata kacang
·
Kacang-kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.
- Proses
komposisi pada kata rumah sakit bersalin
·
Ia bekerja di rumah sakit
bersalin
- 2. Berdasarkan
sifatnya, makna dibedakan atas dua
macam:
- Makna
Denotasi adalah makna kata yang
sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran
lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh
: Kepala: organ tubuh yang letaknya paling atas
Besi:
logam yang sangat keras
- Makna
konotasi adalah makna kata yang
tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran
lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna
kontekstual.
Contoh
: Ibu kota : pusat pemerintahan
Ibu
jari : jari yang paling besar atau jempol
Jamban
: kamar kecil
- 3. Berdasarkan
wujudnya, makna dibedakan atas :
- Makna
referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh
: meja, baju, membaca, menulis
- Makna
inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh : baik, indah, sedih, gembira
II.
PERUBAHAN MAKNA
- Berdasarkan
cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.
a.
Meluas, cakupan makna sekarang lebih
luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata
|
Dulu
|
sekarang
|
Berlayar
|
Mengarungi laut dengan memakai
kapal layar
|
Mengarungi lautan dengan alat apa saja
|
Putera-puteri
|
Dipakai untuk sebutan anak-anak
raja
|
Sebutan untuk semua anak laki-laki
dan perempuan
|
- Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makana
dahulu
Kata
|
Dulu
|
Sekarang
|
Sekarang
|
Sebutan untuk semua orang
cendikiawan
|
Gelar untuk orang yang sudah lulus
dari perguruan tinggi
|
Madrasah
|
Sekolah
|
Sekolah yang mempelajari ilmu
agama Islam
|
- Berdasarkan
nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas:
a.
Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya
baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh:
·
Kata wanita dirasakan
lebih baik nilainya daripada perempuan
·
Kata istri atau nyonya dirasakan
lebih baik daripada kata bini.
- Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah.
Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.
Contoh:
·
Kata perempuan sekarang
dirasakan lebih rendah artinya
·
Kata bini sekarang
dirasakan kasar
III.
PERGESERAN MAKNA
Pergeseran
makna dibedakan atas 2 macam:
a. Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan
sifat.
Contoh:
–
Tasya menyikat giginya sampai bersih
–
Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
b. Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan
antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
–
Sayur itu rasanya pedas sekali
–
Kata-katanya sangat pedas didengar.
V.
RELASI MAKNA
- Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan
dan pengucapan.
Contoh
:
·
Bisa berarti
1).Dapat,
sanggup 2) racun
·
Buku berarti 1) Kitab 2) antara ruas dengan ruas
- Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
·
Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
·
Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
·
Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
- Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
·
Bang dengan bank
·
Masa dengan massa
- Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan
pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
·
Pintar dengan pandai
·
Bunga dengan kembang
Kesinoniman
kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di
dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada
variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu
menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
- Pengaruh
bahasa daerah
Contoh
: Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
Kata auditorium bersinonim
dengan kata pendopo.
Kata rindu bersinonim
dengan kata kangen
- Perbedaan
dialek regional
Contoh
: Handuk bersinonim tuala , selop bersinonim seliper
- Pengaruh
bahasa asing
Contoh
: kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan ,
realita bersinonimkenyataan .
- Perbedaan
dialek sosial
Contohnya
: suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati bersinonim wafat.
- Perbedaan
ragam bahasa
Contohnya
: membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengahbersinonim madya.
- Perbedaan
dialek temporal
Contohnya : hulubalang bersinonim komandan , kempa bersinonim stempel , peribersinonim hantu .
- Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
·
Tua– muda
·
Besar – kecil
·
Luas – sempit
- Polisemi berasal adalah kata poly dan sema,
yang masing-masing berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti
suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh:
·
Kata kepala yang
mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi dapat juga berarti orang yang
menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.
·
Kata kaki yang
dipergunakan untuk menahan tubuh manusia tetapi dapat juga kaki meja yang
menahan meja.
C. Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial Kata
Diksi harus selalu diperhatikan
lingkungan pemakian kata-kata. Dengan membedakan lingkungan itu, pilihan kata
yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena. Lingkungan itu dapat kita lihat
berdasarkan :
a)
Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek
Contoh: Kata- kata mati,
meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat kita bedakan
penggunaanya di dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat
tingkat sosialnya
b)
Daerah/geografi yang mengakibatkan dialek
Contoh: Kata-kata bis,kereta,
dan motor kita bedakan penggunaanya berdasarkan geografinya
c)
Formal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak baku
Contoh: Kata tersangka,
terdakwa, dan tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.
d) Umum dan
khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
–
Makna Umum( hipernim) adalah makna yang cakupannya luas.
Contoh:
bunga, bulan, hewan, kendaraan
–
Makna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya sempit atau terbatas.
Contoh:
Hipernim
|
Hiponim
|
melihat
|
Menengok,menatap,
melirik,menjenguk,melotot
|
Bunga
|
Melati, Anggrek, Sedap Malam
|
Bulan
|
Januari,Februari, Maret
|
Hewan
|
Ayam, Burung, kambing
|
D.
Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.
Pilihan
kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan kata
dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap, pilihan
kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.
Contoh
:
- Terdiri
dari, terdiri dalam, terdiri atas
- Ditemani
oleh, ditemani dari, ditemani dengan
- Ia
menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya
melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)
- Tidak
semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan kelompencir.
- C. Kata
Ilmiah ,Kata Populer, Kata Jargon dan Slang
a.
Kata ilmiah merupakan kata-kata
logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
b.
Kata popular adalah kata yang biasa
digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
Berikut
adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.
Kata
Ilmiah:
Kata Popular:
Analogi
kiasan
Frustasi
rasa kecewa
Final
akhir
Diskriminasi
perbedaan perlakuan
Prediksi
ramalan
Kontradiksi
pertentangan
Format
ukuran
Anarki
kekacauan
Biodata
biografi singkat
Bibliografi
daftar pustaka
- Jargon
adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur
yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk
kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya:, populasi, volume, abses, H2O,dan sebagainya.
- Kata
slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa
pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain.
Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau
menjadi kata-kata biasa. Contoh Slang : asoy, manatahan dan
sesuatu ya .
- D. Pilihan
Kata dan Penggunaanya
- Kata dari dan daripada
Contoh
:- Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
–
Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu
(keterangan sebab)
–
Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman
(menyatakan alasan)
- Kata pada dan kepada
Contoh
: – Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
–
Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan
waktu)
- Kata di dan ke
Contoh
: – Atik sedang berada di luar kota (fungsi kata
depan di)
– Di saat
usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
- Kata dan dan dengan
Contoh
: – Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
–
Ibu memotong kue dengan pisau
- Kata antar dan antara
Contoh
: – Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
-Dia
akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)
Sumber:https://quizzicalyeoja.wordpress.com/2014/05/19/diksi-dan-gaya-bahasa/,https://quizzicalyeoja.wordpress.com/2014/05/19/diksi-dan-gaya-bahasa/
Fildzah azka
13113472
3KA13
0 comments:
Posting Komentar