Tidak perlu membicarakan sekolah
kami yang begitu rapuh bahkan sentuhan hewan yang tidak sabar ingin kawin pun
dapat meruntuhkannya. Sekolah kami memiliki enam kelas, saat pagi kelas itu
digunakan untuk Sekolah Dasar sedangkan siang sekolah ini dijadikan untuk Sekolah
Menengah Pertama. Sembilan tahun kami bersekolah di Sekolah ini dengan susunan
bangku yang sama dan teman dan guru yang sama pula. Kami kekurangan guru dan
siswa, di Sekolah kami bahkan tidak memakai seragam. Kotak P3K pun tidak
tersedia, maka apabila terdapat anak murid yang sakit guru pun akan memberi
kami pil besar dengan tulisan APC. Obat legendaries di Belitong yang dipercayai
dapat menyembuhkan segala macam penyakit.
Sekolah
kami tidak pernah didatangi oleh pejabat ataupun tukang yang sekedar berjualan.
Satu-satunya orang yang akan berkunjung ke Sekolah kami hanyalah pesuruh dari
dinas pendidikan yang akan menyemprotkan DDT atau obat nyamuk di Sekolah kami. Kami
bersorak kegirangan karena kepulan asap putih sesaat setelah asap DDT
disemprotkan.
Sekolah
kami tidak dijaga oleh siapapun dan apapun karena memang tidak terdapat barang
berharga pula yang dapat dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan
ini adalah Sekolah adalah tiang bendera dengan bamboo kuning dan sebuah papan
tulis hijau yang tergantung miring SD MD Sekolah Dasar Muhammadiyah, lalu
persis di bawahnya terdapat tulisan arab gundul yang berarti “menyuruh kepada
yang makruf dan mencegah dari yang mungkar”. Tulisan itulah yang kami ingat
hingga saat ini.
0 comments:
Posting Komentar