Rabu, 04 Mei 2016

Laskar Pelangi: Laskar Pelangi dan Orang-orang Sawah

     Karena kegemaran anak-anak SD Muhammadiyah memandang pelangi, maka Bu Mus menamainya sebagai Laskar Pelangi. Mahar bercerita bahwa pelangi aladah lorong waktu, Akiong mengagumi Mahar karena cerita khayalannya perihal pelangi. Namun menurut Syahdan, Mahar adalah seorang anak imajinatif yang gila.
     Muazin bercerita bahwa Melayu dan Sawang hidup berdampingan dulunya, Melayu adalah kaum nomaden dan Sawang adalah pelaut. Kaum Sawang hidup di tengah orang Melayu dan dimarjinalisasikan, mereka adalah pekerja terendah di PN Timah.


Sumber: http://www.slideshare.net/inanisrina/94901288-ringkasanlaskarpelangi1

Laskar Pelangi: Jam Tangan Plastik Murahan

     Mahar dan Lintang adalah pasangan serasi untuk menyeimbangkan keadaan kelas dalam hal akademik. Lintang yang menggunakan otak kanannya sedangkan Mahar yang menyeimbangi kecerdasan Lintang dengan otak kirinya. Dan sisa murid yang lain justru terjebak di tengah kejeniusan kedua anak ini.
     Lintang dan Mahar secara bergantian mencuri perhatian kelas dengan kecerdasannya. Keduanya memukau dengan ajaran mereka dan penemuannya serta pertunjukan yang mereka sajikan. Mahar sangat imajinatif dan tidak logis, ia menyukai hal yang aneh dan menjadi magnet bagi kami murid yang terjebak di dalam kejeniusan mereka berdua.
     Mahar pernah membuat karya masterpiece dan ia mengalahkan kami dengan karyanya yang sangat memukau. Ia juga membuat band yang beranggotakan anak-anak SD Muhammadiyah yang menjadi tenar di kalangan anak-anak kampung.


Sumber: http://www.slideshare.net/inanisrina/94901288-ringkasanlaskarpelangi1

Laskar Pelangi: Mahar

     Mahar adalah seorang yang ternyata secara diam-diam dan tidak banyak diketahui penyuka seni. Dan memiliki bakat yang cukup menjanjikan dalam bidang ini. Bakat merupakan hal misterius yang tidak otomatis timbul namun harus ditemukan.
     Di suatu siang sambil menunggu adzan zuhur, pada pelajaran seni, anak-anak dipanggil ke depan kelas untuk bernyanyi. Tidak ada yang mahir dalam bernyanyi, dan hanya 3 jenis lagu yang dapat dinyanyikan berupa lagu Nasional, lagu anak dan lagu khasidah. 5 menit terakhir sambil menunggu adzan, mahar dipanggil untuk bernyanyi, dan ditemukanlah bakat terpendam Mahar dalam seni, dengan membawakan lagu Tennesse waltz menggunakan ukulele sebagai iringannya membuat semua anak dan Ibu Mus kagum.


Sumber: http://www.slideshare.net/inanisrina/94901288-ringkasanlaskarpelangi1

Laskar Pelangi: Langit Ketujuh

     Kebodohan dapat menjalar kepada siapa saja, begitu pula dengan kepintaran seorang Lintang yang dengan rendah hati membagikan kecerdasannya, merupakan seorang murid yang dianugerahi kejeniusan tdak hanya dalam hal berhitung tapi juga kemampuan verbal dan linguistik yang bagus, descriptive power, cara berpikir yang berwawasan luas, rendah hati dan senang membagikan ilmunya. Lintang menguasai mata pelajaran SMA ketika ia masih duduk di SMP, sangat antusias terhadap berbagai ilmu, nilainya nyaris 9 dan 10 semua kecuali seni yang hanya didapatkannya dengan nilai 8.
     Ibu Mus sering merasa takjub pada kemampuan Lintang dan daya pikirnya yang begitu maju, pernah ia membangga-banggakan Lintang kepada Ibu Ikal, oleh karena kejeniusan Lintang SD Muhammadiyah diizinkan mengikuti lomba cerdas cermat yang akan menaikkan pamor sekolah.


Sumber: http://www.slideshare.net/inanisrina/94901288-ringkasanlaskarpelangi1

Laskar Pelangi: Bondenga

     Suatu pagi Lintang terlambat karena dihadang oleh Buaya di tengah perjalanan ke Sekolah, saat itu ia ditolon oleh Bondenga yaitu dukun buaya. Lintang terdiam cukup lama melihat betapa besarnya buaya yang menghadang jalannya. Sambil memegang erat kemudi sepedanya, Lintang memperhatikan buaya itu cukup lama. Sampai akhirnya ia ditolong oleh seorang Bondenga tersebut.
     Bondenga merupakan dukun buaya di Pulau Belitong, tidak jelas asal usulnya dan darimana ia berasal, hidup hanya dengan ayahnya yang telah meninggal karena mengumpankan diri kepada buaya. Pernah sekali Ikal melihat Bondenga menangis ketika orang desa mencabik buaya yang diangap memakan manusia, menurut Bondega buaya tersebut adalah ayahnya yang bereinkarnasi mejadi seekor buaya.
     Lintang hidup di rumah panggung dengan anggota keluarga berjumlah 14, 4 orang kakek neneknya, 5 saudara perempuan, ayah dan ibunya serta ke 2 pamannya. Lintang merupakan anak yang dianugerahi kejeniusan lebih dalam untuk berpikir dan menyerap ilmu, ia sangat menyukai belajar. Ibu Lintang adalah keturunan bangsawan dan ayahnya adalah nelayan yang buta huruf.


Sumber: http://www.slideshare.net/inanisrina/94901288-ringkasanlaskarpelangi1

Laskar Pelangi: Penyakit Gila No.5

     Pohon fillicium menjadi sumber kehidupan bagi burung-burung yang hingap dan segala prganisme disana mengibaratkan saksi drama tentang sekolah sebagai sumber kehidupan ke 10 anak laskar pelangi. Syahdan merupakan anak miskin, ayahnya adalah Nelayan yang mempunyai sense of fashion yang jelek sedangkan Akiong adalah pemuda Tionghoa yang lugu dan polos, tidak begitu pintar dan mempercayai setiap apapun yang orang katakan. Kucai adalah pria yang menderita pandangan mata tidak fokus karena kurang gizi ketika kecil. Kucai memiliki network yang luas, populis dan memiliki bakat menjadi politisi. Ia merupakan ketua kelas yang memimpin kelas. Trapani adalah sosok pemuda yang rupawan dan tidak banyak berbicara, sopan juga begitu menyayangi ibunya. Ia adalah sosok yang cukup pintar. Sahara adalah sat-satunya anak perempuan di kelas ini, merupakan sosok yang skeptis dan kepala batu atau keras kepala dan merupakan musuh abadi Akiong dan teman setia dari Harun yang selalu dengan begitu setia mendengar cerita Harun. Harun adalah lelaku dengan penyakit autisme, seorang penyelamat berjalannya kembali proses belajar mengajar sekolah Muhammadiyah di Belitong ini. Tidak bisa menulis dan membaca, sehingga mendapat perlakuan spesial di Sekolah. Borek atau dipanggil juga Samson, merupakan anak yang terobsesi dengan bodybuilding, pernah sekali ia menempelkan belahan bola tenis untuk menyedot dada ikal agar berotot, oleh Ibu Ikal disebut penyakit gila No.5.
     Menurut Ibu Ikal, penyakit gila ada 44 nomor, semakin kecil angkanya maka semakin serius penyakitnya. Dapat dibayangkan betapa seriusnya penyakit Borek yang dianggap Ibu Ikal adalah penyakit gila di No.5. Kesepuluh anak di SD Muhammadiyah dan Ibu Mus merupakan saksi hidup Feodalisme di Pulau Belitong.



Sumber: http://www.slideshare.net/inanisrina/94901288-ringkasanlaskarpelangi1
 

Salazen Grum Template by Ipietoon Cute Blog Design