Rabu, 13 April 2016

Laskar Pelangi: Zoom Out

                Tak disangsikan jika dizoom out, Belitong adalah kampong terkaya di Indonesia. Inilah kampung yang menghasilkan timah dengan harga selangit melebihi puluhan kali lipat segantang padi. Triliunan asset tertanam, miliran rupiah uang berputar sangat cepat. Namun jika dizoom in, kekayaan itu terperangkap di dalam wilayah PN bertembok besar dengan rumah gedong dan kawasan elite serta fasilitas berlimpah. Hanya berbeda beberapa jengkal namun dapat terlihat antara perbedaan langit dan bumi. Di luar tembok Gedong, hidup komunitas Melayu Belitong yang jika belum punya enam anak belum berhenti beranak pinak.
                  Jalan raya di kampung ini panas menggelegak dan ingar binger oleh suara logam yang saling beradu ketika truk reyot-reyot jalan melintas. Kawasan kampung ini dapat disebut sebagai urban atau perkotaan. Umumnya tujuh macam profesi tumpang tindih di sini: kuli PN sebagai mayoritas, penjaga toko, pegawai negeri, pengangguran, pegawai kantor desa, pedagang, dan pensiunan. Sepanjang waktu mereka hilir mudik dengan sepeda. Semuanya, para penduduk, kambing, entok, ayam, dan seluruh bangunan itu tampak berdebu, tak teratur, tak berseni, dan kusam.
                  Kekuatan ekonomi Belitong dipimpin oleh orang staf PN dan para cukong swasta yang mengerjakan setiap konsesi eksploitasi timah. Mereka menempati strata tertinggi dalam lapisan yang sangat tipis. Kelas menengah tak ada, oh atau mungkin juga ada, yaitu para camat, para kepala dinas dan pejabat-pejabat publik yang korupsi kecil- kecilan, dan aparat pen egak hukum yang mendapat uang dari menggertaki cukong- cukong itu. Sisanya berada di lapisan terendah, jumlahnya banyak dan perbedaannya amat mencolok dibanding kelas di atasnya. Mereka adalah para pegawai kantor desa, karyawan rendahan PN, pencari madu dan nira, para pemain organ tunggal, semua orang Sawang, semua orang Tionghoa kebun, semua orang Melayu yang hidup di pesisir, para tenaga honorer Pemda, dan semua guru dan kepala sekolah—baik sekolah negeri maupun sekolah kampung—kecuali guru dan kepala sekolah PN.



0 comments:

Posting Komentar

 

Salazen Grum Template by Ipietoon Cute Blog Design