Tak
disangsikan jika dizoom out, Belitong adalah kampong terkaya di Indonesia. Inilah
kampung yang menghasilkan timah dengan harga selangit melebihi puluhan kali
lipat segantang padi. Triliunan asset tertanam, miliran rupiah uang berputar
sangat cepat. Namun jika dizoom in, kekayaan itu terperangkap di dalam wilayah
PN bertembok besar dengan rumah gedong dan kawasan elite serta fasilitas
berlimpah. Hanya berbeda beberapa jengkal namun dapat terlihat antara perbedaan
langit dan bumi. Di luar tembok Gedong, hidup komunitas Melayu Belitong yang
jika belum punya enam anak belum berhenti beranak pinak.
Jalan raya di kampung ini
panas menggelegak dan ingar binger oleh suara logam yang saling beradu ketika
truk reyot-reyot jalan melintas. Kawasan kampung ini dapat disebut sebagai
urban atau perkotaan. Umumnya tujuh macam profesi tumpang tindih di sini: kuli
PN sebagai mayoritas, penjaga toko, pegawai negeri, pengangguran, pegawai
kantor desa, pedagang, dan pensiunan. Sepanjang waktu mereka hilir mudik dengan
sepeda. Semuanya, para penduduk, kambing, entok, ayam, dan seluruh bangunan itu
tampak berdebu, tak teratur, tak berseni, dan kusam.
Kekuatan ekonomi Belitong
dipimpin oleh orang staf PN dan para cukong swasta yang mengerjakan setiap
konsesi eksploitasi timah. Mereka menempati strata tertinggi dalam lapisan yang
sangat tipis. Kelas menengah tak ada, oh atau mungkin juga ada, yaitu para camat,
para kepala dinas dan pejabat-pejabat publik yang korupsi kecil- kecilan, dan
aparat pen egak hukum yang mendapat uang dari menggertaki cukong- cukong itu. Sisanya
berada di lapisan terendah, jumlahnya banyak dan perbedaannya amat mencolok
dibanding kelas di atasnya. Mereka adalah para pegawai kantor desa, karyawan
rendahan PN, pencari madu dan nira, para pemain organ tunggal, semua orang
Sawang, semua orang Tionghoa kebun, semua orang Melayu yang hidup di pesisir,
para tenaga honorer Pemda, dan semua guru dan kepala sekolah—baik sekolah
negeri maupun sekolah kampung—kecuali guru dan kepala sekolah PN.
0 comments:
Posting Komentar