Jumat, 28 November 2014

Mumi Tutankhamun

Tutankhamun adalah anak dari Akhenaten (sebelumnya Amenhotep IV) dan salah satu saudara Akhenaten. Sebagai seorang pangeran, ia dikenal dengan sebutan Tutankhaten. Ia berkuasa pada tahun 1333 SM, pada usia sembilan atau sepuluh, dengan nama pemerintahan Tutankhamun. Pengasuhnya adalah seorang wanita bernama Maia, yang diketahui dari makamnya di Saqqara.

Ketika ia menjadi raja, ia menikah dengan saudara tirinya, Ankhesenpaaten, yang kemudian berubah namanya menjadi Ankhesenamun. Mereka memiliki dua anak perempuan. Sebuah sutdi yang dirilis pada tahun 2011, Mengungkapkan bahwa salah satu anak perempuannya meninggal pada 5-6 bulan kehamilan sedangkan yang lainnya pada 9 bulan kehamilan. Tidak ada bukti yang ditemukan disalah satu mumi anomali bawaan atau penyebab yang jelas mengenai kematiannya.
Pada kematiannya Tutankhamun tidak diketahui dengan pasti beberapa ada yang berpendapat bahwa ia dibunuh namun berdasarkan penelitian pada tahun 2005 ditemukan hasil bahwa Tutankhamun mengalami kakinya patah terinfeksi lama sebelum kematiannya dan juga adanya malaria. Dan untuk sementara mungkin peneliti beranggapan itulah penyebab kematian Tutankhamun.
            Mumi Raja Tutankhamun masih terletak di makamnya di Lembah Para Raja (Valley of the Kings).
Berikut adalah beberapa informasi cara pembuatan mumi:
  • Pengeluaran Otak, pada jaman dahulu masyrakat Mesir belum mengetahui fungsi otak jadi ketika itu otak mayat langsung diambil. Ada dua cara pengambilan otak. Pertama yaitu dengan memotong kepala dan mengambil langsung otaknya. Kedua yaitu dengan memasukkan kawat dengan pengait diujungnya melalui lubang hidung, kawatnya panjang hingga ketika sampai dilangit-langit hidung kawat akan digerakkan maju mundur seperti mengaduk adonan sehingga otak pun akan hancur. Untuk mempermudah proses keluarnya cairan otak maka mayat akan dutidurkan secara tengkurap maka cairan akan mengalir melewati lubang hidung
  • Para embalmers akan membuat sayatan di tubuh calon mumi, biasanya di daerah perut sebelah kiri. Mereka kemudian mengeluarkan organ-organ dalam tubuh seperti usus, hati, paru-paru, & lambung. Sebabnya adalah karena organ-organ tersebut merupakan organ-organ yg mudah membusuk. Akan tetapi, mereka tidak mengeluarkan jantung jenazah. Hal ini karena orang Mesir percaya jantung merupakan sumber nyawa bagi manusia & jiwa seseorang masih tinggal di badannya walaupun ia sudah mati. Karena itu mereka berpikir jantung penting bagi orang Mesir untuk kehidupan sesudah kematia
  • Organ-organ dalam tadi kemudian dimasukan kedalam 4 buah guci. Guci-guci tersebut melambangkan 4 anak Dewa Horus, mereka adalah :Imsety berwujud manusia lelaki, melindungi hati dan dilindungi juga oleh Isis. Hapi berwujud baboon, melindungi paru-paru dan dilindungi juga oleh Nephthys. Duamutef berwujud anjing jackal, melindungi usus dan dilindungi juga oleh Neith Qebehsenuef berwujud elang, melindungi lambung dan dilindungi juga oleh Serket. Guci-guci itu nantinya juga disertakan dikuburan mumi.
·         Pengawetan, mereka akan mencuci/membasuh isi tubuh sang jenazah dengan cairan natron & anggur. Natron adalah nama semacam senyawa campuran garam & soda yg biasa ditemukan di oasis Natrun, dekat Kairo. Jika sudah dibasuh, maka tubuh yg sudah dibersihkan dengan natron ini akan diberi natron padat. Tujuannya adalah agar tubuh jenazah mengering & siap untuk diawetkan lebih lanjut. Untuk mengawetkan bagian luar tubuh jenazah, mereka akan menaburinya dengan bubuk natron. Jika tidak ada natron, maka embalmers akan menggantinya dengan garam 
Usai pengawetan tahap pertama, embalmers akan mendiamkan jenazah selama 40 hari di atas semacam meja batu. Tujuannya adalah agar seluruh cairan dalam tubuh jenazah mengering akibat pengaruh natron. Terkadang, selama proses ini ada bagian tubuh dari jenazah, semisal jari tangan, yg terlepas akibat proses pembusukan yg sudah lama sejak sebelum pengawetan. Bila bagian tubuh tersebut tidak bisa lagi "dipertahankan", embalmers akan menggantinya dengan benda-benda lain semisal kain linen, kayu, atau emas sebagai pengganti bagian tubuh yg hilang. Yg terpenting, tubuh jenazah yg akan diawetkan harus memiliki anggota tubuh lengkap.

·         Pemumian/Pembalutan, Setelah melalui fase pengeringan, tubuh jenazah tidak langsung dibalut. Tubuh jenazah akan dibersihkan lagi & melalui lubang sayatan tadi, tubuh jenazah akan diisi dengan lebih banyak natron, kain linen, rempah-rempah, dsb. Jika sudah, perut jenazah kemudian akan dijahit kembali agar tertutup. Tubuh mumi selanjutnya akan dibaluri dengan getah damar & minyak wangi. Setelah itu, barulah tubuh mumi dibalut dengan kain linen yg amat panjang. Jimat-jimat pelindung juga disisipi ke dalam balutan-balutan tersebut seperti Egyptian Book of The Dead. Embalmers juga membuatkan semacam mahkota & topeng yg mirip dengan wajah jenazah semasa masih hidup untuk mumi. Topeng ini dibuat dari semacam bahan yg disebut papier marche, namun ada juga yg terbuat dari lempengan emas murni, seperti topeng Firaun Tutankhamon
·         Pemetian&Penguburan, Mumi yg sudah jadi akan dimasukkan ke dalam peti mati. Terkadang, peti yg dipakai bisa sampai beberapa buah dengan ukuran berbeda-beda untuk satu mumi, sehingga mumi seolah-olah seperti masuk dalam peti yg berlapis-lapis. Peti ini biasa terbuat dari batu. Mumi yg sudah dimasukkan ke dalam peti kemudian dimasukkan ke dalam sarkofagus, semacam peti mati khusus yg dihiasi ukiran-ukiran & seingkali terbuat dari emas murni. Proses pembuatan mumi seperti ini hanya bisa dilakukan oleh raja-raja, bangsawan, atau orang kaya. Untuk orang biasa, proses pembuatan mumi sama seperti di atas, namun mereka tidak mengeluarkan isi perut mereka & tanpa memakai rempah-rempah atau minyak wangi yg mahal. Mumi orang biasa juga tidak dimasukkan ke dalam sarkofagus atau peti yg banyak, namun hanya dengan peti kayu sederhana
Pada raja-raja, sarkofagus ini selanjutnya akan dikuburkan ke dalam piramid. Dalam ruangan tempat menyimpan sarkofagus juga dilengkapi dengan perhiasan atau benda-benda berharga yg amat mahal semisal emas, karena mereka percaya jiwa orang mati tetap berada di dalam mumi & mereka akan senang bila ada benda-benda kesenangan mereka di dekatnya. Karena itulah, ada banyak pemburu harta karun yg mengincar harta mumi ini (rata-rata para pemburu harta ini justru adalah orang yg ikut terlibat dalam pembuatan mumi & piramid karena piramid itu dilengkapi labirin yg ruwet & tidak sembarangan orang bisa masuk & keluar dengan selamat tanpa terjebak)
Pada orang biasa, peti berisi mumi hanya dikuburkan begitu saja seperti prosesi penguburan biasa & pada orang-orang kaya/bangsawan, peti berisi mumi itu akan dikuburkan secara biasa, namun di atas kuburannya diberi semacam kubah besar. Sebelum pembuatan mumi dikenal,orang Mesir hanya menguburkan jenazah begitu saja ke dalam lubang di gurun. Kondisi gurun di Mesir yg amat panas & kering menyebabkan terjadinya proses pengawetan secara alamiah
Sedikit tambahan, para ahli percaya bahwa bentuk geometris piramid berupaa limas yg mengerucut di atasnya memiliki kemampuan untuk mengumpulkan semacam gelombang-gelombang elektromagnetik yg membantu proses pengawetan benda-benda organik di alamnya & menjaga kestabilan metabolisme makhluk hidup. Seorang ahli konon pernah mencoba menaruh daging ke dalam miniatur piramid & setelah beberapa hari, daging tersebut tidak membusuk. Hal lain seputar piramid yg masih menjadi misteri adalah pada Piramida Giza, piramida terbesar di dunia, setiap sudut di pondasi piramid menghadap ke 4 penjuru mata angin yg berbeda secara tepat alias tanpa melenceng. Belum ada yg tahu pasti kenapa
Menurut para ahli, total waktu pembuatan mumi pada raja-raja atau orang-orang elit memakan waktu 70 hari, yaitu 40 hari untuk pengeringan tubuh mumi dan 30 hari untuk membungkusnya




0 comments:

Posting Komentar

 

Salazen Grum Template by Ipietoon Cute Blog Design